gambar dari bangka.tribunews
Tanah Jawa memang memiliki berbagai macam mitos dan misteri yang tumbuh secara turun menurun. Misalnya saja di bagi masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta atau Jawa tengah, yang mempercayai ada sosok penunggu pantai selatan bernama Nyai Roro Kidul.
Berbagai referensi pun berusaha mengungkap tabir siapakah sebenarnya sosok putri yang dimaksud tersebut. Misalnya saja Robert Wessing yang mengemukakan pendapatnya dalam artikel “A Princess from Sunda: Some Aspects of Nyai Roro Kidul” Asian Folklore Studies Volume 56 tahun 1997.
Seperti yang dilansir Historia.id pada Sabtu 09 Mei 2015, Robert Wessing mengungkapkan jika Ratu Kidul tersebut awalnya adalah putri dari Kerajaan Galuh yang hidup sekitar abad 13. Selain itu ada pula versi lain yang mengatakan jika putri itu berasal dari keturunan Pajajaran.
Ada pula yang berpendapat jika putri itu keturunan Raja Airlangga yang berasal dari Kahuripan, namun ada pula yang masih mengaitkannya dengan sosok Raja Kediri Jayabaya. Terkait dengan pendapat bahwa Nyi Roro Kidul berasal dari Kerajaan Galuh, Robert Wessing coba menceritakannya.
Masih seperti yang dilansir Historia.id pada Sabtu 09 Mei 2015, kisah ini berawal dari Ratu Ayu yang berasal dari Kerajaan Galuh melahirkan bayi perempuan. Hanya saja keanehan sempat muncul, karena bayi perempuan tersebut bisa berbicara.
Bayi itu juga mengatakan bahwa dirinya adalah penguasa seluruh makhluk halus di tanah Jawa, sekaligus akan bersemayam di Pantai Selatan. Bersamaan dengan itu, roh Raja Sindhula dari Galuh juga muncul. Roh itu berkata bahwa cucunya itu tidak akan bersuami, guna menjaga kesucian dirinya.
Kalau pun harus bersuami, kelak hanya akan bisa menikah dengan raja-raja Islam di Jawa. Kemudian putri tersebut menunggu suaminya sampai dua abad. Suatu ketika Panembahan Senapati yang memimpin Mataram Islam (1585-1601), berkunjung ke Pantai Selatan.
Tujuannya untuk bersemedi dan meminta petunjuk guna memenangkan peperangan, yang ketika itu melawan Sultan Pajang. Konon ketekunan Panembahan Senapati mengakibatkan Laut Selatan bergolak, Istana Ratu Pantai Selatan pun porak poranda akibat kekuatan doa Panembahan Senapati.
Setelah keluar dari dasar laut, Ratu Kidul langsung jatuh hati. Setelah bercinta selama 3 hari 3 malam di bawah istana dasar Laut Selatan, Ratu Pantai Selatan berjanji untuk membantu Panembahan Senapati dalam memenangkan peperangan. Namun seperti yang dilansir Historia.id pada Sabtu 09 Mei 2015, sastrawan Pramoedya Ananta Toer mengungkapkan bahwa cerita tentang Ratu Laut Kidul tersebut hanyalah mitos belaka.
Dalam pendapatnya Pramoedya mengungkapkan jika para pujangga di istana Mataram membuat mitos Nyi Roro Kidul sebagai pengganti kekalahan Sultan Agung ketika menyerang Batavia. Artinya meski kalah ketika menyerang Batavia, namun Mataram masih bisa menguasai wilayah Laut Selatan.
Pramoedya juga mengungkapkan jika mitos larangan memakai pakaian berwarna hijau di wilayah Pantai Selatan, memiliki tujuan khusus. Tujuan khusus tersebut adalah karena pujangga di istana Mataram ingin menghindari ketertarikan orang-orang pada warna pakaian tentara kompeni, yang kebetulan juga berwarna hijau.
Namun realitanya cerita tentang Nyi Roro Kidul sebagai penguasa pantai Ratu Selatan, masih secara turun temurun dipercaya oleh masyarakat di Tanah Jawa. Kini semua tergantung dari pribadi masing-masing untuk menyingkapi fenomena ini secara lebih bijaksana.
Sumber referensi tambahan:
http://historia.id/kuno/siapakah-sebenarnya-nyai-roro-kidul
Baca juga :
Good news 1
Good news 2
Good news 3
No comments:
Post a Comment