Siapa Ahok ?
sumber: Wikipedia
Ir. Basuki Tjahaja Purnama, Basuki Cahaya Purnama, lahir di Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966; umur 51 tahun, atau paling dikenal dengan panggilan Hakka Ahok. Adalah Gubernur DKI Jakarta yang menjabat sejak 19 November 2014 hingga 9 Mei 2017.
Purnama merupakan warga negara Indonesia dari etnis Tionghoa dan pemeluk agama Kristen Protestan pertama yang menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta pernah dijabat oleh pemeluk agama Katolik, Henk Ngantung (Gubernur DKI Jakarta periode 1964-1965).
Basuki pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI dari 2012-2014 mendampingi Joko Widodo sebagai Gubernur. Sebelumnya Basuki merupakan anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat periode 2009-2014 dari Partai Golkar namun mengundurkan diri pada 2012 setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilukada 2012. Dia pernah pula menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ia merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur.
Pada tahun 2012, ia mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI berpasangan dengan Joko Widodo, wali kota Solo. Basuki juga merupakan kakak kandung dari Basuri Tjahaja Purnama, Bupati Kabupaten Belitung Timur(Beltim) periode 2010-2015. Dalam pemilihan gubernur Jakarta 2012, mereka memenangkan pemilu dengan presentase 53,82% suara. Pasangan ini dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Pada 10 September 2014, Basuki memutuskan keluar dari Gerindra karena perbedaan pendapat pada RUU Pilkada. Partai Gerindra mendukung RUU Pilkada sedangkan Basuki dan beberapa kepala daerah lain memilih untuk menolak RUU Pilkada karena terkesan "membunuh" demokrasi di Indonesia.
Pada tanggal 1 Juni 2014, karena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengambil cuti panjang untuk menjadi calon presiden dalam Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014, Basuki Tjahaja Purnama resmi menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta. Setelah terpilih pada Pilpres 2014, tanggal 16 Oktober 2014 Joko Widodo resmi mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta. Secara otomatis, Basuki menjadi Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta. Basuki melanjutkan jabatannya sebagai Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta tanpa dukungan partai (independen) hingga pun dirinya dilantik sebagai Gubernur DKI pada 19 November 2014.
Pada 9 Mei 2017, Basuki divonis dua tahun penjara oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara karena kasus penodaan agama
Masa kecil Ahok.
sumber: kompas
Masa kecil Ahok sama seperti kehidupan anak -anak kecil di Manggar, Belitung. Selain sekolah, waktu senggang diisi dengan bermain. Sekali waktu, ada sebuah pertandingan sepak bola di kampung. Ahok ikut di dalamnya. Tetapi ada satu kegelisahannya kala itu, yakni pihak lawan memakai guna-guna untuk bisa menang.
"Maklum, zaman dulu masih banyak yang pakai guna-guna buat sepak bola," ujarnya.
Ahok kecil putar otak. Entah mengapa yang terlintas di pikirannya kemudian adalah minyak babi. Konon, minyak babi ampuh untuk mengusir roh jahat. Dengan polosnya, Ahok pun mencuri minyak babi ibunya dan mengoleskannya di sepatu teman-temannya.
"Pas teman saya bilang nanti takut kena guna -guna, saya langsung bilang. Tenang, sepatu kamu semua sudah saya olesin minyak babi," ujarnya sambil tertawa.
Guna-guna salah alamat
Masih seputar guna-guna. Ada kisah lucu saat Ahok mulai menjalankan wirausaha dengan seorang rekannya di Belitung. Suatu ketika, rekannya diserang demam tiba-tiba. Si teman itu mengira dia sakit akibat guna-guna dari kompetitor. Dua minggu lamanya dia sakit.
Kemudian sang rekan memasang plakat nama 'Basuki Tjahaja Purnama' di depan ruangan kerja Ahok. Ketika Ahok datang ke kantor, terkejut dia. Mengapa tiba-tiba ada plakat namanya.
"Ternyata teman saya yang bikin. Dia itu yakin bahwa yang mau diguna-guna itu sebenarnya saya. Tapi setannya salah alamat, makanya kena ke dia, bukan saya. Nah, plakat nama itu petunjuk supaya setannya itu enggak salah alamat lagi," ujar Ahok tertawa.
Ahok pun berkelakar, "Nanti setannya enggak bisa baca lagi. Harusnya dia pasang lengkap, nama sama foto saya," lanjutnya.
Gara-gara rokok
Sepanjang hidupnya, Ahok tidak merokok. Tetapi bukan berarti tidak pernah mencobanya. Percobaan merokok ketika duduk di bangku SD jadi pengalaman terakhirnya mengisap tembakau. Hingga saat ini Ahok trauma dengan yang namanya rokok.
Kisah ini didapatkan dari teman masa kecil Ahok yang bernama Su Yan. Suatu ketika, Ahok mengaku penasaran dengan rokok. Ayahnya perokok berat. Begitu juga dengan om dan para tetangganya. Ahok kecil pun mengambil sebatang rokok dan diam-diam menghisapnya.
Apes, kenakalannya diketahui sang ibu. Sebuah tamparan menyakitkan fisik dan batin pun mendarat di pipi Ahok kecil. Kenangan itu begitu melekat di benak hingga ia dewasa. Sekarang, jangankan mengisap rokok, menghirup asap pun Ahok mengaku tak kuat.
Salah tembak
Berburu burung, lanjut Su Yan, merupakan salah satu hal yang disukai Ahok kecil dan kawan-kawannya saat di Manggar. Berbekal sebuah senapan angin, bahkan tanpa bekal makanan dan minuman Ahok dan teman-teman berburu di hutan, cukup jauh dari rumahnya.
Suatu ketika, Ahok mendapat kesempatan untuk menembak seekor burung. Mereka pun mengendap-ngendap di bawah pohon sambil mencari posisi menembak yang baik.
"Pas mau dikokang senapannya, rupanya di dalam masih ada pelurunya. Entah gimana itu pelurunya kena pinggang temannya," ujar Su Yan.
Kawan-kawannya, terutama Ahok, sangat takut dengan insiden tersebut. Dia bingung bagaimana menjelaskan insiden itu kepada ayah-ibunya sendiri, dan ke orangtua ibu rekannya yang menjadi korban salah tembak itu.
5 Hal tentang Ahok.
Basuki Tjahaya Purnama, atau yang kemudian lebih di kenal secara luas dengan nama Ahok adalah sosok yang penuh kontroversi. Ia adalah pengusaha yang kemudian menjadi politikus, karier politiknya dimulai dari menjadi Bupati Bangka Belitung, anggota DPR, hingga kini menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sikapnya yang serba transparan dengan emosional yang tidak stabil, membuat Ahok dicintai sekaligus di benci. Banyak yang tidak suka dengan sikap kasarnya, namun juga memuji keberhasilan kerjanya. Banyak pula yang mengatakan sudah seharusnya Jakarta dipimpin oleh pemimpin yang berani tegas. Dari sekian banyak pendapat itu, inilah 5 hal yang dapat dirangkum untuk Kawan Sumber terkait kekurangan dan kelebihannya tersebut:
1. Ahok merupakan sosok yang terlihat garang dan kasar, namun sayang anak
Selama ini, publik hanya di kenalkan pada sosok Gubernur DKI yang garang dan tukang gusur. Keluarganya dan kehidupan pribadinya jarang sekali dibicarakan dan tak banyak disentuh. Padahal, untuk melihat sifat dan karakter asli seseorang sebaiknya harus menengok ke dalam rumahnya dan melihat hubungan dengan anak dan istrinya. Jika dihadapan masyarakat umum Ahok adalah sosok yang penuh kontroversi, tidak demikian dengannya saat di rumah. Dengan menerapkan sistem demokrasi dan tanggung jawab, Ahok membina anak-anaknya menjadi seperti sahabat dengannya. Siapa yang menyangka, seorang yang galak dan kasar bisa menjadi sangat bijaksana jika sudah memberi nasehat pada anak-anaknya.
2. Memiliki emosi yang mudah tersulut
Mulai dari kasus bertengkar dengan wartawan, memarahi PNS yang tidak disiplin, hingga akhirnya kasus dugaan penistaan Agama, semuanya adalah berawal dari emosinya yang tidak tertata dengan baik. Sesungguhnya, itu sangat di sayangkan sebagai seorang gubernur yang notabene adalah pemimpin yang harus ditiru dan di jadikan panutan. Kadang kala Ahok juga kurang pandai melihat situasi dan terkesan justru sengaja memamerkan ke publik sikap kasar dan arogannya pada masyarakat. Entah apa tujuannya, hanya saja setiap kali karakter emosionalnya sedang muncul, momen itu berada di tengah banyak orang dan terekam kamera serta media.
3. Memberangkatkan umrah para marbot masjid
Meskipun ia sendiri beragama non-muslim, namun Ahok tetap melaksanakan program tahunan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2013 untuk memberangkatkan marbot masjid ke tanah suci. Jumlah marbotnya setiap tahun bertambah, dan selain di berangkatkan haji, mereka juga akan mendapatkan intensif. Untuk bisa berangkat umrah, syaratnya mudah dan simple yaitu memiliki rekening bank, hafal suratan pendek minimal 10, bisa adzan dan mengimami, serta lamanya waktu menjadi marbot. Banyak yang melangsir bahwa memberangkatkan marbot untuk umrah adalah pencitraan, namun apapun itu pada kenyataannya tetap 50 marbot berangkat di tahun 2016.
4. Kurang bisa menguasai cara bertutur yang baik
Beberapa permasalahan yang muncul dan menjadi kontroversi adalah karena Ahok kurang bisa berbicara dengan baik dan diplomatis. Padahal, kemampuan itu jelas diperlukan bagi seorang pemimpin. Toh memimpin Jakarta bukan hanya bekerja dengan gerakan semata, tetapi juga bicara dan berdiskusi. Ketegangan antara eksekutif (Gubernur DKI Jakarta) dan legislatif (DPRD DKI Jakarta) dalam pembahasan program kerja dan anggaran menjadi salah satu bukti serta kasus penistaan agamanya jadi sorotan publik.
5. Telah membuat gebrakan dalam pembangunan Jakarta
Di eranya, dimulailah keterbukaan data, mulai dari anggaran, program-program, aplikasi Qlue yang menampung aspirasi warga Jakarta disiapkan. Rakyat diberdayakan dalam beberapa kategori pasukan seperti pasukan oranye, pasukan biru, pasukan hijau untuk membuka lapangan pekerjaan dengan standar gaji UMR. Kemudian program tata kota terkait rusunawa di 15 lokasi dibenahi dengan jumlah unit sekitar 40-50 ribu unit rumah susun. Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) yang tersebar di titik strategis untuk mempercantik Kota Jakarta dan ramah lingkungan dihadirkan. Perbaikan dari sisi transportasi pun mulai dibenahi dengan semakin banyaknya pilihan rute dan jenis tranportasi publik yang disiapkan. Walau begitu, sisi kontroversi tetap ada saat gebrakan program normalisasi sungai dibeberapa titik mengakibatkan penggusuran disorot banyat pihak.
No comments:
Post a Comment